Cordoba: Pelajaran untuk Travelling Lancar dan Bebas Stres



Kalau boleh dibikin peringkat, kayaknya travelling paling lancar dan melampaui ekspektasi kami adalah ke kota Cordoba. Maklum, saya ahli nelat, suka ketinggalan barang, lupa tiket, salah lihat jadwal, dan sebagainya. Sehingga kadang-kadang liburan bukannya rileks, malah grasak-grusuk sendiri. Nah, pengalaman di Cordoba sangat jauh dari itu, karenanya saya mengingat-ingat lagi, perbedaan apa yang saya lakukan saat mempersiapkan perjalanan ke sana.

Setelah saya pikir-pikir, faktor yang sangat berpengaruh cuma dua macam. Pertama, lokasi hotel yang sangat dekat ke berbagai tempat tujuan yang kami minati. Kedua, lebih memilih menikmati momen daripada mengejar checklist. Kalaupun ada yang ketiga, itu karena faktor kotanya. Tempat-tempat menarik berada dalam lokasi yang berdekatan, makanan mudah dicari, harga-harga tergolong murah, dan suasananya itu, saya seolah-olah terbawa kebiasaan orang Spanyol yang selalu pulang kantor di siang hari bolong untuk Siesta selama dua jam, ah...hidup buat apa juga harus ngoyo-ngoyo, kan? Begitulah kota itu seolah-olah membuai saya,

Adapun tentang faktor pertama, kelihatannya saya memang sedang beruntung. Dengan harga yang bahkan lebih murah dari hotel setara Ibis di Indonesia, saya mendapatkan hotel yang langsung menghadap Mezquita! Menaranya persis di depan jendela ketika saya membukanya. Pintu masuknya hanya tinggal menyeberang gang kecil dari pintu hotel. Fasilitasnya? Waow, dari empat kota yang pernah saya kunjungi di Spanyol, bisa dibilang dia-lah yang paling nyaman.

Tips travelling lancar ke Kota Cordoba dari saya dalam hal hotel adalah: bila bepergian bersama keluarga, carilah hotel dengan harga kisaran 40-an euro. Itu sudah bagus sekali. Kalau sendirian sih, budget bisa lebih ditekan lagi.

Tips yang kedua, carilah yang lokasinya dekat Mezquita. Karena hanya dengan jalan kaki di sekitar Mezquita saja kita sudah menemukan banyak sekali tempat menarik. Saya hampir tak pernah naik bis di Cordoba. Kecuali saat pertama datang dan ketika mau pulang. Selama 4 hari 3 malam di sana, pagi-pagi kami jalan kaki, menjelang siang karena panas kami melipir ke hotel sampai matahari agak turun. Sore-sore barulah kami jalan lagi. Mungkin karena itu kami sama sekali tidak merasa lelah di sana.

Faktor kedua yang membuat travelling lancar dan bebas stres menurut saya adalah tidak ngoyo. Kadang, dengan alasan "mumpung di sini", "kapan lagi ke sini", saya memadatkan jadwal sehingga kurang menikmati momen. Ya memang sih, travelling masih jadi aktivitas mahal buat saya, jadi kalau ada kesempatan bepergian, pastinya ingin lihat segala macam. Tetapi, kadang saya jadi kurang bisa menikmati momen dan atmosfer kotanya.

Di sana, walau sebetulnya waktu masih cukup, kami memutuskan ngedrop salah satu tempat tujuan dari list. Karena akan menghabiskan waktu seharian. Kami mengganti aktivitas hari itu dengan melihat-lihat kota, masuk ke museum-museum yang harganya terjangkau, lihat-lihat yang disebut kampung Arab dan kampung Yahudi, dan sebagainya. Di salah satu museum saya bahkan mendapat pengetahuan menyejukkan yang rasanya mirip-mirip kultum Ramadhan saking ademnya.

Oh ya, yang mengagetkan buat saya, Cordoba dengan segala ketenarannya ini ternyata termasuk kota yang akomodasinya murah dibanding kota lain yang saya kunjungi di Spanyol. Perbedaannya ada di harga tiket bis dalam kota, harga makanan, dan harga hotel, yang lumayan mencolok bahkan walau dibandingkan kota yang (menurut saya) tidak terlalu terkenal, seperti Malaga. Eh, walau Malaga juga menarik untuk dikunjungi sih. Tapi serius, harga hotelnya hampir dua kali lipat di Cordoba, dengan fasilitas yang tidak lebih bagus.

Jadi, kesimpulannya, pokoknya kalau ke Spanyol harus ke Cordoba! :D Yakin deh bakal betah di sana, selama jatah libur dan persediaan isi dompet masih ada tentunya. :p




No comments