Dari situ saya menyimpulkan, bahwa orang-orang di sini tak bisa diam. Barangkali tak ada pasrah dalam kamusnya. Nggak ada daratan? Ayo kita bikin! Nggak ada gunung? Ayo kita bikin juga! :D
Sama halnya dengan bahan makanan dan pertanian. Dengan lahan yang cuma seuprit kalau dibandingkan dengan negara kita, bisa-bisanya negara ini jadi eksportir hasil pertanian terbesar kedua di dunia. Bisa-bisanya negara seuprit yang cuacanya labil, yang mataharinya jarang, yang suhunya bikin beku, tapi sektor pertaniannya jadi yang paling maju? Ckckck. *eh kok jadi esmosi wkwkwk.
Tapi, mungkin justru karena mereka sadar nggak punya apa-apa (dikeplak meneer2) itulah mereka jadi pekerja keras. Dan Kinderdijk, salah satu tempat yang memiliki kincir angin paling tua di Belanda, dalam pandangan saya adalah monumen yang menyaksikan kerja keras mereka. Kincir-kincir ini barangkali adalah saksi bagaimana orang-orang ini dahulu bergulat menanam pangan di daratan yang selalu tergenang karena posisinya lebih rendah dari permukaan laut, sampai akhirnya mereka bisa menggungguli dunia. Ya, walau sebelum mengembangkan agroteknologi mereka sempat menjajah tanah orang dulu sih. #eh.
Yah, bagaimana pun juga, soal kerja keras dan disiplin ini memang salah satu yang membuat saya salut. Tapi yang lebih bikin mupeng sih sebetulnya perhatian mereka terhadap tenaga kerja, karena the so-called pekerja keras ini juga kalau sudah libur ya tidak bisa diganggu gugat. :D Termasuk klinik dan dokter-dokter. Yang 24 jam ya hanya UGD. Circle K? Lawson? Indomaret dan Alfamart 24 jam? Hh...nemu swalayan yang buka sampai jam 8 saja sudah alhamdulillah. :D
No comments