Pertama-tama, biar nggak salah paham, saya mau bilang bahwa saya suka karaokean, hepi banget malah kalau diajak nyanyi-nyanyi. Pernah ada fase2 saat saya suka kirim VN-VN ga jelas yang isinya nyanyian di grup whatsapp. Emang segrup suka banget VN lagu-lagu beragam genre pada saat itu, dari heavy metal sampai Cintaku Dikocok-kocok. Kemudian, saya juga suka joget-joget ala kucing garuk kuping kalau pak suami nyetel lagu kesukaannya di rumah. Oh iya, saya juga punya beberapa band dan lagu-lagu kesukaan yang kadang saya senandungkan (tsah) saat cuci piring.
Jadi pada dasarnya saya bisa menikmati musik, tapi itu bukan pilihan utama saat sendirian. Sempat ada masa-masa, terutama saat remaja, ketika saya mencoba kayak teman-teman kebanyakan; belajar ditemani musik, di angkot dengerin musik, dan sebagainya. Tapi nggak pernah bertahan lama. Kalau dihitung-hitung, sepanjang kehidupan saya yang masih muda belia ini, kayaknya ga sampai sepuluh kali saya masang earphone untuk dengerin musik saat di kendaraan umum.
Beberapa tahun lalu saya sempat ingin bernostalgia, dengerin lagu-lagu yang saya sukai zaman SMA melalui youtube, kemudian memutuskan pake lagu-lagu itu utk menemani saya bekerja. Berhasil, selama beberapa hari. Tapi ketika saya butuh konsentrasi, earphone saya lepas, dan pada akhirnya lupa saya pasang lagi. Demikianlah, saya kembali bekerja tanpa mendengarkan musik sampai sekarang.
Yah, kesimpulannya, saya kurang nyaman mendengarkan musik saat sendirian. Waktu awal-awal menikah, Pak Suami sering memutarkan playlist saat dia mau berangkat kerja, katanya biar saya nggak kesepian di rumah. Dia punya banyak playlist, ada lagu-lagu untuk belajar, lagu untuk penyemangat saat beraktivitas, lagu pengantar tidur, dsb. Untuk saya, dia sengaja memutarkan lagu-lagu yang tenang dan selow, yang penting biar nggak sepi aja, katanya. Tapi musik itu dengan segera saya matikan bahkan ketika dia baru beberapa langkah keluar rumah.
Sekarang, dia sudah tahu, saya nggak perlu disetelin musik, cukup dibekalin keripik sama jus mangga juga udah anteng.
Saya kadang berpikir, kenapa sih saya nggak suka dengerin musik saat sendirian? Jawaban pertama, yang paling gampang, ya karena nggak terbiasa aja. Beda cerita mungkin kalau saya anaknya Erwin Gutawa atau Adie MS. Di waktu senggang, barangkali saya akan menciptakan lagu, mengaransemen musik dan memandu orkestra.
Walau demikian, sebetulnya ibu, bapak, dan kakak saya suka banget dengerin musik di rumah. Kenceng-kenceng malah, dengan genre yang berbeda-beda, yang satu suka lagu Nike Ardilla, yg satu dangdut Rita Sugiarto, yang satu lagu-lagu Sunda kacapi suling. Sungguh bervariasi kan. Masalahnya, bukannya ikutan suka, saya malah bolak balik berperang buat ngecilin volumenya; saya kecilkan, mereka kencengin, saya matiin, eh saya diomelin, dan seterusnya. Hingga akhirnya saya menyerah, 1 lawan 3 soalnya.
Di masa-masa itu, saya mencoba mendengarkan Agnes Monica sampai Linkin Park, cuma buat nandingin aja. Emangnya mereka doang yang bisa bikin saya kesel gara-gara diberisikin. Sekali-kali mereka perlu ngerasain juga diteriakin Chester Bennington, atau diteriakin saya yang ngabuburak buat ganti lagu, "Udah, udah, udah, giliran aku dong nyetel Pernikahan Dini!"
Tapi, balik lagi, kalau lagi ga ada orang di rumah, saat lagi ngekost, saat di jalan, saya nggak tertarik untuk dengerin musik. Waktu walkman lagi keren-kerennya, hanya kakak saya yang bawa walkman ke mana-mana, saya enggak. Nggak punya soalnya, dan terlalu pelit untuk beli sendiri. #heh.
Kemungkinan kedua, barangkali, saya memang kurang suka dengan stimulus audio yang terlalu kencang dan berlangsung lama. Walau suka nyetel Linkin Park dan Evanescence buat bikin keluarga jengkel, kalau lagi sendirian, saya jarang bisa dengerin musik lebih dari setengah jam. Bahkan seringnya ga tertarik untuk nyetel musik sama sekali.
Selain itu, saya juga lebih milih nyapu daripada pake vacuum cleaner, ga tahan dengan suaranya. Saya juga lebih milih nggak usah mandi daripada dengerin suara air mengucur dari keran. Ga dink becanda. Tapi bener, saya bahkan merasa bunyi air keran aja berisik.
Tapi, menariknya, kalau lagi ada orang lain, saya nggak terlalu keberatan dengan suara "berisik" itu. Misalnya, saat Pak Suami di rumah, saya selow-selow aja membiarkan dia nonton atau nyetel playlist kesukaannya dengan volume normal. Tapi ketika beliau pergi, ke warung sejenak misalnya, kuping saya langsung merasa itu terlalu kencang, dan otomatis akan saya kecilkan. Sama juga dengan bunyi keran dan vacuum cleaner, saya juga nggak keberatan dengernya kalau pak suami yang nyalain, asal dia juga yang nyuci piring dan bersih-bersihnya. Eheheheheh.
Hal ini membuat saya menyimpulkan jawaban ketiga, musik (dan hal-hal lain yang menimbulkan bunyi lumayan rame), buat saya paling oke untuk dinikmati dalam aktivitas "sosial". Karaokean sama teman, nyanyi-nyanyi ga jelas sama suami atau keluarga yang lain, dan sebagainya.
Kalau lagi sendirian, jujur, saya mendingan nggak usah disetelin apa-apa. Nggak tivi, nggak radio, nggak film, nggak musik, sekalipun musiknya musik klasik paling syahdu sekalipun. Saya pun masih struggle untuk dengerin podcast atau nonton youtube sendirian. Kalau ada info yang saya perlukan, resep masak, gosip anu dan itu, saya pasti lebih milih versi bacaan daripada versi video. Kecuali kalau ada temen pas nontonnya.
Enggak, saya enggak anti musik. Saya punya lagu kesukaan, saya bisa mengatakan suka lagu ini, dan ga suka lagu yg onoh. Hanya saja saya tidak terbiasa mendengarkannya setiap hari, saya juga sangat jarang menggunakan musik sebagai jalan untuk memasuki mood tertentu (untuk nulis atau beraktivitas, misalnya), musik juga bukan pilihan pertama bagi saya untuk mencerahkan hati di saat-saat gloomy.
Kayaknya, musik jadi menyenangkan buat saya kalau dinikmati dalam kebersamaan. Barangkali baru sebatas itulah kemampuan saya dalam mengapresiasi musik.
Eh tapi, walau begitu, saya masih bercita-cita kepingin bisa main piano atau main gitar lho. Kayaknya kok keren gitu.
Back on track. Hari ke-8!
ReplyDeleteselalu senang baca cerita2mu, duh saya ini kok ya makin ngefans, padahal awalnya diam2.. ya jd ga rahasia lg #apasih hahaha
ReplyDelete